Header Ads Widget

Header Ads

Resensi : Menumbuhkan Ide-ide Kritis

Buku kecil tapi "berat", mungkin itu yang bisa saya gambarkan mengenai buku ini. Ditulis oleh Dr Heru Nugroho seorang Sosiolog, berikut review yang sudah saya coba untuk buat.

Judul Buku     : Menumbuhkan Ide-ide Kritis
Penulis           : Dr. Heru Nugroho
Penerbit         : Pustaka Pelajar
Tahun             : 2003 (Edisi Revisi)
Tebal              : + 197 halaman

“Kecil-kecil cabe rawit”, sebuah pepatah yang mungkin tidak terlalu berlebihan jika disematkan kepada buku ini. Bentuk fisik buku yang kecil dan tidak begitu tebal sungguh sangat berbanding terbalik dengan isi buku yang sangat mencerminkan kapasitas Heru Nugroho sebagai penulis dengan wawasan luas dan wacana yang kaya. Jika melihat judul, mungkin pembaca akan mengira bahwa buku ini berisi metode atau langkah-langkah teknis operasional bagaimana menumbuhkan ide-ide kritis, justru hal tersebut tidak akan pembaca temui. Buku ini seperti menyiratkan kepada pembaca bahwa ide-ide kritis tidak cukup di-sintesa melalui metodologi ataupun langkah teknis operasional, namun perlu dilakukan studi mendalam mengenai wacana, serta pemahaman terhadap gejala-gejala sosio-kultural.

Buku ini menyajikan perspektif kritis penulis berlandaskan teori-teori kritik sosial terhadap berbagai wacana sosio-kultural mengenai metode penelitian sosial (akademis), pembangunan, pemberdayaan masyarakat, rezim pemerintahan, demokrasi, dunia medis, globalisasi, hingga pada permasalahan SARA. Semua wacana tersebut dikritisi dari aspek sosiologis. Berangkat dari penegasan Juergen Habermas dalam bukunya Zur Logik der Sozialwissenschaften yang menentang pembagian kerja antara ilmu pengetahuan alam dan humaniora. Habermas menegaskan bahwa ilmu alam dan humaniora mampu hidup berdampingan, tidak perlu lagi ada pemisahan secara tegas antara apa yang dimaksud dengan logika ilmu (science) dengan apa yang dimaksud dengan logika humaniora. Dan tidak ada yang lebih unggul antara satu dengan yang lain. Namun realitas mengenai penelitian social banyak didominasi oleh kaum positifisme, yang beranggapan bahwa klaim ilmiah hanya dapat dibuktikan kebenarannya lewat metode ilmu alam, dan setiap  pengetahuan yang tidak berdasarkan kepada metode ilmu alam (matematis, dalam hal ini statistik) maka tidak layak disebut sebagai ilmu. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa hal ini merupakan hegemoni logika ilmu (science) terhadap logika humaniora.

Perspektif kritis terhadap wacana diatas adalah penelitian-penelitian sosial yang dilakukan oleh kalangan intelektual akademis seringkali mengalami dehumanisasi. Penelitian-penelitian yang ditujukan untuk pembangunan, seringkali hanya menempatkan peneliti sebagai subjek sedangkan masyarakat sebagai objek penelitian untuk dapat dikontrol dan didominasi sehingga membuat masyarakat menjadi tidak berdaya dan jauh dari kondisi emansipatoris dan demokratis. Maka alternatif yang ditawarkan adalah Participatory Action Research (PAR) atau Metodologi Penelitian Partisipatoris yang diperkenalkan oleh penulis pada bagian pertengahan dalam buku ini. Begitu juga dalam wacana yang lain, yakni mengenai komodifikasi berbagai sector kehidupan sebagai dampak dari industrialisasi dan globalisasi.

Yang menjadi bagian menarik dan begitu khas dari buku ini adalah kajian kritis penulis terhadap perkembangan music jazz di tanah air. Dimana banyak pihak yang berusaha memasyarakatkan musik jazz namun di satu sisi berujung pada pemiskinan makna jazz itu sendiri, hal ini ditandai dengan pengemasan musik jazz yang cenderung seperti makanan cepat saji, easy listening, seperti fusion (gaya permainan pop, rock, dan funk, yang dipadu dengan permainan music jazz) untuk memenuhi permintaan pasar tanpa memberikan pengertian substansial musik jazz kepada masyaraat secara luas. Untuk itu dirasa perlu membaca buku ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan sosio-kultural yang dikritisi, yang dapat menjadi stimulant dalam menumbuhkan ide-ide kritis, serta perspektif kritis dalam realitas sosial.

Review oleh    : Aditya Nirwana

Biografi penulis :
Heru Nugroho adalah peneliti social,lahir di kota kecil Wates. Ia menyelesaikan jenjang S1 Sosiologi di Fisipol UGM, jenjang S2 Studi Kependudukan UGM, dan Doktor Sosiologi Pembangunan dari Universitas Bielefeld Jerman. Saat ini aktif mengajar di beberapa universitas dan sangat giat melakukan penelitian social dengan dimensi kritis. Ia bersama dengan beberapa koleganya mendirikan sebuah pusat kajian yang ia pimpin yaitu Center for Critical Social Studies (CCSS). Baik sebagai penulis, editor maupun pemberi kata pengantar beberapa buku bernuansa kritis telah terpublikasi dari lembaga tersebut. Meskipun sangat obsesif dengan pemikiran kritis ia tetap memiliki rasa humor dan bersikap santai terutama dalam mengisi waktu luangnya seperti memiliki perhatian pada olah raga tennis, renang, menikmati musik jazz dan melakukan perjalanan ke berbagai wilayah pedalaman.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. buku yang berat ya sepertnya,

    nice share gan,, :)

    kalau ada waktu silahkan mampir ke blog saya ya

    www.soraciel.co.cc

    BalasHapus
  2. Yoi bro, bagi saya yang tidak ber-background Sosiologi & Politik harus menemui banyak kosa kata yang tidak sy ngerti..hahaha, tp overall oke banget nih buku :), oke bro, segera berangkat ke blog...

    BalasHapus